SAAT perjalanan pulang, seorang pria kira-kira usia 30 tahunan mampir di sebuah kedai pecel lele terkenal di kota tersebut.
Saat itu ia memesan menu paling spesial. Maklum, hari itu baru gajian jadi tak masalah baginya untuk memesan menu spesial.
Saat sedang menikmati rasa pecel lele yang nikmat itu, tiba-tiba seorang bapak yang usianya mungkin sekitar 50 tahunan datang dan duduk di pojok sebelah kanan pria tadi.
Bapak itu memesan ayam panggang spesial 1 porsi. Tak lama pesanan pun datang. Ia lalu memberikan pesanan tadi kepada putrinya yang ketika datang ia ternyata naik gerobak yang dibawa bapaknya.
Anak itu pun bertanya. “Bapak, tidak ikut makan?” tanyanya.
“Tidak, Nak. Bapak sudah kenyang. Habiskan ya, hari ini kan ulang tahunmu. Bapak tidak ikut makan karena uangnya tidak cukup jika harus memesan 1 porsi lagi.”
Dengan polosnya anak itu lalu melahap ayam potong yang dipesan tadi.
Melihat peristiwa itu, pria tadi yang tenyata bernama Umar menangis. Bapak yang dilihatnya (mungkin) seorang pemulung. Ia rela tidak makan hanya untuk menyenangkan anaknya yang sedang berulang tahun. Mungkin baginya kedai di pinggir jalan itu adalah tempat istimewa. Sehingga ia mau merayakan hari ulang tahun anaknya di tempat tersebut.
Umar lalu berdiri meninggalkan tempat duduknya. Lalu ia membayar makanan yang telah ia santap. Namun, ia berbisik kepada si penjaga kedai, “Tagihan bapak itu saya yang bayar ya. Tolong berikan dua porsi lagi untuknya…” [fha/islampos]
http://www.islampos.com/bagi-kita-itu-biasa-tapi-bagi-mereka-bisa-saja-istimewa-2-108770/
0 komentar:
Posting Komentar