Usianya sudah tidak lagi muda, tapi semangatnya masih membara untuk membangkitkan generasi muda untuk meneruskan semangatnya di dunia Kedirgantaraan Indonesia. Dia adalah BJ Habibie, mantan presiden ke-3 RI ini berharap pemuda Indonesia bisa mengikuti langkahnya. Salah satu upaya Habibie adalah membangkitkan kembali pengembangan pesawat N-250.
Habibie mengatakan langkahnya tersebut dimaksudkan untuk membangunkan semangat pemuda-pemudi Indonesia agar bisa mengikuti jejaknya sebagai bapak ‘pesawar’ Indonesia. Ia ingin generasi muda lebih kreatif dan tidak hanya konsumtif. Alasan dipilihnya pesawat N-250 adalah karena ia bangga pesawat canggih karyanya itu pernah diakui di dunia.
“Pesawat N-250 pernah mengudara pertama kali di Bandung, seolah melambangkan cerahnya masa depan bangsa karena telah menunjukan kepada dunia kemampuan dalam penguasaan sains dan teknologi,” katanya bangga.
Namun sayangnya produksi pesawat dihentikan bertepatan saat krisis moneter tahun 1997. Hal tersebut berdampak pada menurunnya sumber daya manusia Kedirgantaraan. Menurut catatannya, saat tumbuh kembangnya reformasi, bukan pembinaan yang dilakukan justru menurun bahkan hampir ditutup.
“Misal PT DI yang dahulu memiliki sekitar 16.000 karyawan, sekarang kurang lebih tinggal 3.000 karyawan” terangnya.
Habibie mengaku prihatin dengan keadaan tersebut, belum lagi dalam tiga hingga empat tahun kedepan akan ada karyawan yang pensiun. “Saya tidak mau akan hal ini,” paparnya.
Rencananya untuk membangkitkan kembali gairah penerbangan Indonesia, Habibie akan membuat pesawat N-250 mengudara. Ia segera akan merancang desain mesin baru untuk pesawat kebanggaannya.
Ia tidak sendirian, bersama PT RAI dan berbagai elemen seperti Kemenristek, BPPT dan PT DI pesawat N-250 akan dirancang demi masa depan bangsa. Habibie berharap generasi muda bisa terlibat dalam pembuatan kembali pesawat yang pernah mengharumkan nama Indonesia ini. “Saya sudah tidak muda lagi, saya akan tularkan pengalaman saya pada generasi muda,” ungkapnya.
Pesawat N-250 yang kali pertama mengudara di Indonesia sejak 10 Agustus 1995, adalah sejarah dalam Kedirgantaraan Indonesia. Hari itu pula lah ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas).
Habibie juga berharap momen Hakteknas adalah momen bangkitnya kembali Kedirgantaraan masa emas seperti era 1990an.
Habibie mengatakan langkahnya tersebut dimaksudkan untuk membangunkan semangat pemuda-pemudi Indonesia agar bisa mengikuti jejaknya sebagai bapak ‘pesawar’ Indonesia. Ia ingin generasi muda lebih kreatif dan tidak hanya konsumtif. Alasan dipilihnya pesawat N-250 adalah karena ia bangga pesawat canggih karyanya itu pernah diakui di dunia.
“Pesawat N-250 pernah mengudara pertama kali di Bandung, seolah melambangkan cerahnya masa depan bangsa karena telah menunjukan kepada dunia kemampuan dalam penguasaan sains dan teknologi,” katanya bangga.
Namun sayangnya produksi pesawat dihentikan bertepatan saat krisis moneter tahun 1997. Hal tersebut berdampak pada menurunnya sumber daya manusia Kedirgantaraan. Menurut catatannya, saat tumbuh kembangnya reformasi, bukan pembinaan yang dilakukan justru menurun bahkan hampir ditutup.
“Misal PT DI yang dahulu memiliki sekitar 16.000 karyawan, sekarang kurang lebih tinggal 3.000 karyawan” terangnya.
Habibie mengaku prihatin dengan keadaan tersebut, belum lagi dalam tiga hingga empat tahun kedepan akan ada karyawan yang pensiun. “Saya tidak mau akan hal ini,” paparnya.
Rencananya untuk membangkitkan kembali gairah penerbangan Indonesia, Habibie akan membuat pesawat N-250 mengudara. Ia segera akan merancang desain mesin baru untuk pesawat kebanggaannya.
Ia tidak sendirian, bersama PT RAI dan berbagai elemen seperti Kemenristek, BPPT dan PT DI pesawat N-250 akan dirancang demi masa depan bangsa. Habibie berharap generasi muda bisa terlibat dalam pembuatan kembali pesawat yang pernah mengharumkan nama Indonesia ini. “Saya sudah tidak muda lagi, saya akan tularkan pengalaman saya pada generasi muda,” ungkapnya.
Pesawat N-250 yang kali pertama mengudara di Indonesia sejak 10 Agustus 1995, adalah sejarah dalam Kedirgantaraan Indonesia. Hari itu pula lah ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas).
Habibie juga berharap momen Hakteknas adalah momen bangkitnya kembali Kedirgantaraan masa emas seperti era 1990an.
http://kabarinews.com
0 komentar:
Posting Komentar