Syeikh Ammar Haitsam Bugis hadir mengisi acara Tabligh Akbar "Kajian Islam Bulanan bersama Ustadz Yusuf Mansur". Di depan ribuan umat Islam, Syeikh Ammar menyampaikan bahwa cacat sebenarnya bukan terletak pada kekurangan fisik maupun kelumpuhan jasad.
"Cacat sesungguhnya adalah cacat dalam cara berpikir. Cacat sesungguhnya adalah cacat hati," ujar Ammar melalui penerjemahnya di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (30/12/2012).
Selain itu, Ammar juga berpendapat bahwa cacat yang sebenarnya adalah cacat hati, cacat tawakkal kepada Allah SWT, juga cacat kemauan.
“Cacat sesungguhnya, cacat perjuangan,” tambah pria yang berbicara agak tertatih-tatih itu.
Penulis buku “Qohir Al Mustahil” (Penakluk Kemustahilan) yang mengalami kelumpuhan total sejak usia 2 bulan itu menjelaskan, kondisi fisik yang dialaminya adalah salah satu bukti dari pernyataannya di atas.
“Dan saya sudah menyelesaikan hafalan al-Qur'an saya ketika berumur 13 tahun. Ini membuktikan bahwa cacat yang sesungguhnya bukan cacat secara fisik. Bukan cacat secara jasad,” tegasnya.
Dari atas kereta dorong, Ammar pun mengajak para hadirin untuk menghafal al-Qur’an. Dia meyakini bahwa siapa saja bisa melakukan itu.
“Orang yang cacat saja bisa untuk berbuat, bisa untuk menghafal al-Qur’an. Sedangkan kalian diberikan nikmat banyak oleh Allah,” ujarnya lagi.
Kehadiran Ammar di Istiqlal didampingi sejumlah Syeikh asal Timur Tengah. Umat Islam tampak antusias mengikuti tabligh akbar yang digelar sejak pukul 7.00 WIB pagi hingga lepas shalat zhuhur ini. Demi melihat kehadiran Ammar, para jamaah menangis terharu.
Pada kesempatan tersebut, Ammar mengaku kedatangannya untuk mengambil manfaat dari masyarakat Indonesia. Dia pun merasa gembira melihat muslimah Indonesia lebih banyak yang berhijab dibanding yang tidak.
Ammar Bugis masih berdarah Makassar. Ia lahir di Amerika Serikat, 22 Oktober 1986. Nama Bugis diambil dari nama kakek buyutnya yang berasal dari Sulawesi, Syeikh Abdul Muthalib Bugis. Beliau hijrah dari Sulawesi ke Mekah dan mengajar Tafsir di Masjidil Haram.
sumber : http://www.hidayatullah.com
0 komentar:
Posting Komentar