Pidato mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH HAsyim Muzadi yang beredar luas melalui pesan berantai BlackBerry Messenger (BBM) dan media sosial seperti Facebook dan blog mendapat tanggapan yang luas dan beragam.
Chairunnisa.Rahman, begitu ia memberi nama, menulis komentar di TRIBUNnews.com seperti ini: "Ya Allah untung masih ada orang seperti pa KH Hasyim M>>>yang selalu mengingatkan kita akan azab Allah.....mudah2an dipanjangkan umurnya dan diberi kesehatan agar msh bisa mendidik generasi2 islam selanjutnya yang amar maruf nahi munkar aminn....."
Berita TRIBUNnews.com berjudul "Pidato Hasyim Muzadi yang Menghebohkan Beredar Luas" yang dimuat di Yahoo News juga mengundang banyak komentar. Setidaknya 807 user memberikan komentar hingga hari Selasa (5/6/2012) pukul 11.51 WIB.
Salah satunya:
"inilah yang sebetulnya yang mamimpin N U bukan orang orang yang inginya justru mau mengajak gontok gontokan sesama muslim.bravo pak ustad semoga panjang umur', kalau yang lain semoga taubat sebelum kena laknat dari ALLAH tuhan seluruh manusia.mh jebres solo."
Komentar dan ulasan juga beredar di berbagai blog dan jaringan sosial Facebook.
Seperti diberitakan, pidato yang heboh itu berisi pandangan Hasyim Muzadi, mantan pemimpin organisasi Islam terbesar di Indonesia, mengenai sejumlah isu kontroversial seperti Ahmadiyah, toleransi antarumat beragama, Gereja Yasmin, Lady Gaga, Irshad Manji, dan perkawinan sejenis.
Kepada TRIBUNnews.com, Hasyim Muzadi telah mengonfirmasikan isi pidato ini.
Berikut selengkapnya isi pesan BBM mengenai pidato Hasyim Muzadi:
KH. Hasyim Muzadi, Presiden WCRP (World Conference on Religions for Peace) & Sekjen ICIS (International Conference for Islamic Scholars) & Mantan Ketum PBNU ttg tuduhan INTOLERANSI agama di Indonesia oleh Sidang PBB di Jeneva :
"Selaku Presiden WCRP dan Sekjen ICIS, saya sangat menyayangkan tuduhan INTOLERANSI agama di Indonesia. Pembahasan di forum dunia itu, pasti krn laporan dr dlm negeri Indonesia. Slm berkeliling dunia, saya blm menemukan negara muslim mana pun yg setoleran Indonesia.
Klau yg dipakai ukuran adl masalah AHMADIYAH, memang krn Ahmadiyah menyimpang dr pokok ajaran Islam, namun sll menggunakan stempel Islam dan berorientasi Politik Barat. Seandainya Ahmadiyah merupakan agama tersendiri, pasti tdk dipersoalkan oleh umat Islam.
Kalau yg jadi ukuran adl GKI YASMIN Bogor, saya berkali-kali kesana, namun tampaknya mereka tdk ingin selesai. Mereka lebih senang Yasmin menjadi masalah nasional & dunia utk kepentingan lain drpd masalahnya selesai.
Kalau ukurannya PENDIRIAN GEREJA, faktornya adl lingkungan. Di Jawa pendirian gereja sulit, tp di Kupang (Batuplat) pendirian masjid jg sangat sulit. Belum lagi pendirian masjid di Papua. ICIS selalu mlkkan mediasi.
Kalau ukurannya LADY GAGA & IRSHAD MANJI, bangsa mana yg ingin tata nilainya dirusak, kecuali mrk yg ingn menjual bangsanya sendiri utk kebanggaan Intelektualisme Kosong ?
Kalau ukurannya HAM, lalu di iPapua knp TNI / Polri / Imam Masjid berguguran tdk ada yg bicara HAM ?Indonesia lbh baik toleransinya dr Swiss yg sampai skrg tdk memperbolehkan Menara Masjid, lebih baik dr Perancis yg masih mempersoalkan Jilbab, lbh baik dr Denmark, Swedia dan Norwegia, yg tdk menghormati agama, krn disana ada UU Perkawiman Sejenis. Agama mana yg memperkenankan perkawinan sejenis ?!
Akhir'a kmbl kpd bngsa Indonesia, kaum muslimin sendiri yg hrs sadar dan tegas, membedakan mana HAM yg benar (humanisme) dan mana yg sekedar Weternisme".(*)
sumber : http://www.tribunnews.com
0 komentar:
Posting Komentar